BREMANA


Kisah Pernikahan Resi Bremana
Kisah ini menceritakan pernikahan Resi Bremana putra Prabu Brahmaraja dengan Srihuna putri Prabu Wisnupati (Batara Wisnu). Pernikahan ini kelak akan menurunkan raja Tanah Jawa dan di antaranya ialah keluarga Pandawa dan Kurawa. Kisah ini disusun berdasarkan sumber Serat Pustakaraja Purwa karya Ngabehi Ranggawarsita yang dipadukan dengan Serat Pedalangan Mangkunegaran, dengan sedikit pengembangan.
Prabu Wisnupati mengubah Medang Penataran menjadi Purwacarita. Setelah mengalahkan Prabu Karungkala (Batara Kalakutana) dan Patih Kalawerdati (Resi Pulaha), Prabu Wisnupati pun menduduki bekas istana mereka di Medang Penataran dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaan yang baru. Maka, sejak saat itu Prabu Wisnupati pun bertakhta di Kerajaan Medang Penataran dan mengganti namanya menjadi Purwacarita, meniru nama kerajaan yang dipimpin Sri Maharaja Kanwa dahulu.
Pada suatu hari ketika Prabu Wisnupati dihadap Patih Sriyana, Raden Srigati dan para menteri, tiba-tiba datang seorang raksasa bernama Ditya Parasya yang mengaku diutus rajanya, bernama Prabu Pulagra dari Kerajaan Medangkungwang untuk menyampaikan surat lamaran. Surat itu berisi permintaan Prabu Pulagra untuk memperistri putri Prabu Wisnupati yang bernama Dewi Srihuna. Raden Srigati sangat marah mendengar isi surat tersebut.
Ia tidak rela saudarinya diperistri seorang raja raksasa. Ditya Parasya pun diusir pergi dan lamaran itu ditolak mentah-mentah. Ditya Parasya meninggalkan istana sambil mengancam bahwa pasukan raksasa Kerajaan Medangkungwang telah bersiaga mengepung Purwacarita jika lamaran raja mereka ditolak. Sepeninggal sang raksasa, Prabu Wisnupati mengungkapkan pendapatnya bahwa ia juga tidak setuju jika Dewi Srihuna diperistri Prabu Pulagra.
Namun, ia menyayangkan sikap Raden Srigati yang suka tergesa-gesa dan terburu nafsu. Sebagai calon raja, seharusnya Raden Srigati lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan, juga hendaknya mampu mengendalikan amarah dengan lebih baik. Raden Srigati menyadari kekeliruannya. Namun, ia sudah terlanjur menolak lamaran Prabu Pulagra sehingga mau tidak mau harus bertanggung jawab menghadapi tantangan Kerajaan Medangkungwang tersebut. Raden Srigati lalu mohon pamit memimpin pasukan Purwacarita menghadapi ancaman musuh dengan didampingi punggawa bernama Arya Yadupura.



Leave a Message

×
×

This site was designed with Websites.co.in - Website Builder

WhatsApp Google Map

Safety and Abuse Reporting

Thanks for being awesome!

We appreciate you contacting us. Our support will get back in touch with you soon!

Have a great day!

Are you sure you want to report abuse against this website?

Please note that your query will be processed only if we find it relevant. Rest all requests will be ignored. If you need help with the website, please login to your dashboard and connect to support

;